Pantai Utara Tanggerang Diduga Tercemar Limbah Minyak Kapal, Dinas Lingkungan Hidup Bergerak
Jakarta – Perairan pesisir pantai utara (Bantuan) di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tanggerang, Banteng diduga tercemar limbah minyak akibat aktivitas kapal di sekitar Laut Jawa.
Baca Juga: Sopir Kabur Bawa Rp 600 Juta Milik Majikan, Hampir Habis untuk Judi Online
Hal itu diungkap setelah beredarnya video seorang nelayan pesisir yang merekam kondisi laut, dan kemudian menyebar di media sosial. (medsos).
Situsi tersebut memicu kecurigaan bahwa telah terjadi tumpahan minyak di perairan Tanjung Burung, ditandai dengan cairan pekat yang mengapung dan tidak menyatu dengan air.
“Tahu dari mana ini, limbah apa ini? Tau begini gimana mau dapat ikan. Arahnya kayanya dari Priuk? ujar nelayan
Kejadian ini menimbulkan kehatiran luas, sebab dampaknya tidak hanya mengganggu kondisi ekologis, tetapi juga berpotensi menghambat aktivitas harian masyarakat pesisir.
Pemerintah daerah (Pemda) mulai melakuka langkah penyisiran, namun masyarakat berharap investigasi dilakukan secepatnya mengingat risiko penncemaran minyakk kerap memerlukan penanganan segera agar tidak menimbulkan kerusakan jangka panjang.
Bergerak Sesuai Prosedur
Sandi menyampaikan, pihaknya bergerak sesuai prosedur, dengan memastikan setiap temuan dicatat dan diteruskan kepada instansi yang memiliki kewenangan penelitian.
“Sudah kami sampaikan ke Provinsi dan pemerintah pusat saat ini kami sedang menunggu tindak lanjutnya,: terang dia.
Dalam upaya memastikan apakah cairan yang ditemukan itu benar mengandung unsur pencemar, DLHK Kabupaten telah mengirim laporan resmi kepada Kementrian Lingkungan Hidup untuk diteliti lebih mendalam.
Dugaan Sumber Pencemaran dan Penjelasan
Menurut Sandi, para nelayan menyebut gumpalan berwarna kuning emas itu kemungkinan berkaitan dengan aktivitas pengangkutab minyak menggunakan kapal tanker dari wilayah pesisir Cirebon.
Sandi mengungkapkan bahwa keterangan dari nelayan menajadi dasar awal dugaan sumber pecemaran.
Ia menyebut kemungkinan bahwa cairan ini merupakan sisa minyak yang jatuh saat proses distribusi menggunakan kapal.
Meski demikan, pemerintah daerah tidak dapat menetapkan kesimpulan sepihak sebelum ada hasil resmi dari penelitian kementrian terkait.
Karena itu, temuan ini tidak hanya menjadi perhatian tingkat lokal, tetapi juga menjadi bahan evaluasi
Dan penyelidikan pemerintah pusat untuk menetukan apakah gumpalan tersebut benar berasal dari
aktivitas kapal tanker atau berasal dari sumber lain yang masih perlu ditelusuri.